Seiring perkembangan zaman, kulit sensitif kian menjadi kondisi yang umum dialami di seluruh dunia.

Sayangnya, tak jarang pula kondisi ini diremehkan, karena gejalanya seringkali diawali dengan sensasi tak nyaman yang dianggap normal oleh sebagian besar orang, seperti rasa kencang, tingling (seperti kesemutan), sensasi panas, hingga gatal-gatal. Sebagai gambaran, menurut sebuah penelitian, 60%-70% wanita di seluruh dunia memiliki kulit sensitif, sedangkan jumlah pria yang memilikinya mencapai angka 50%-60%. (sumber: Miranda A. Farage. The prevalence of sensitive skin. Front Med 2019; 6:98 Frontiers in Medicine)

Gejala-gelaja ini dipicu oleh beberapa faktor yang pada dasarnya tidak terlalu mengganggu kulit, kecuali pelindung alami kulit (atau istilahnya skin barrier) sudah dilemahkan oleh banyaknya paparan penyebab iritasi.

Bioderma - Woman skin face
  • - Dr. Sandy Skotnicki, Dermatologist, - Canada.

    “Kulit sensitif dan tidak toleran (atau intoleran) dapat dialami siapa saja, walaupun lebih umum dialami oleh wanita atau pasien yang memiliki kondisi lainnya, seperti eksim atopik, rosacea, dan kondisi dermatitis lainnya.”

    - Dr. Sandy Skotnicki, Dermatologist, - Canada.

Apa saja penyebab kulit sensitif?

Kulit merupakan organ tubuh terbesar, dan juga pelindung alami kita terhadap lingkungan sekitar.

Namun itu bukan berarti kulit kita rapat dan tidak bisa ditembus, karena sesungguhnya banyak hal yang terjadi di dalam kulit, mulai dari penguapan, pergerakan sebum, pengelupasan lapisan kulit. Sifat kulit kita yang dapat ditembus inilah yang membuat produk perawatan kulit mudah diserap juga oleh kulit kita.

Memang pada hakikatnya, kulit kita dirancang untuk sekali-kali menahan penyebab iritasi dari lingkungan sekitar. Tapi, mengapa kulit yang sensitif tidak dapat mentoleransi penyebab iritasi?

Pertama, karena pelindung alami kulit tidak berfungsi dengan baik. Selain itu, sejak kita lahir pun, kulit kita sudah berperan sebagai perisai yang melindungi kita dari berbagai penyebab iritasi serta kotoran yang menumpuk khususnya pada wajah kita.

Kulit kita memang memiliki sistem pertahanannya sendiri, namun sistem tersebut juga tidak cukup dan bahkan dapat dilemahkan oleh polusi yang bertambah seiring perkembangan jaman.

Jadi, hari ini, ekosistem kulit kita sebenarnya semakin kesulitan menjaga keseimbangannya sendiri.

  • Riasan.

Sebagian produk kosmetik mengandung bahan yang berbahaya bagi kulit secara jangka Panjang.

Contohnya adalah minyak mineral dan silicon, yang dapat perlahan-lahan menyumbat pori-pori kulit. Menghapus riasan setiap malam juga harus dilakukan, selama produk pembersih yang kita gunakan juga dirancang untuk menjaga keseimbangan kulit.

  • Polusi

Ini merupakan masalah kesehatan dunia yang bahkan diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Baik di dalam maupun luar ruangan, udara kita sebenarnya dipenuhi polusi yang kemudian menempel pada kulit dan rambut kita, seperti debu, partikel halus (gas knalpot, pembakaran dengan api, asap rokok…), logam berat (timah, air raksa, arsenik), polutan berbentuk gas (ozon, nitrogen dioksida, karbon monoksida), zat yang menguap (dikeluarkan plastik, karpet, cat, perabotan), dan juga serbuk sari yang sangat menyebabkan alergi.

  • Kotoran dari tubuh

Ini dihasilkan oleh metabolisme kulit kita sendiri, seperti: keringat, sel mati (terutama pada kulit yang mengelupas), sebum (atau minyak kulit). Kotoran-kotoran ini dapat mengganggu fungsi biologis kulit kita juga, jadi penting bagi kita untuk membersihkannya.

  • Air keran

Kandungan air keran memang dipengaruhi lokasi, tapi pada umumnya, air keran dipenuhi dengan bakteri, endapan kalsium dan kandungan lainnya yang dapat mengiritasi kulit dan melemahkan fungsinya sebagai pelindung.

Kita juga perlu memilih pembersih wajah yang tidak mengandung bahan-bahan tersebut agar aman untuk kulit sensitif.

  • Pemakaian masker

Tanpa disadari, pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada kulit kita.

Memang, pemakaian masker akan melindungi kita dari penyakit menular, tapi juga dapat memicu masalah kulit yang baru.

‘Maskne’ (singkatan dari Mask Acne) merupakan sebutan untuk jerawat yang disebabkan pemakaian masker, dan biasanya muncul di bagian bawah wajah (area yang tertutup masker).

Pemilik wajah sensitif bahkan mengalami gejala lainnya, seperti iritasi, kemerahan, gatal-gatal, perih, dan kambuhnya eksim (peradangan kulit yang ditandai ruam kulit kemerahan).

Dengan membersihkan wajah secara rutin, kita juga dapat memulihkan kulit kita dari gejala-gejala tersebut.

Wanite berkaca
  • Dr. Michèle Sayag, Allergist - BIODERMA.

    “Saat memakai masker, kulit kita bisa iritasi karena bergesekan dengan masker. Masker juga dapat menjebak hawa panas dan kelembaban, sehingga memicu produksi sebum berlebih dan menyebabkan jerawat atau bruntusan.”

    Dr. Michèle Sayag, Allergist - BIODERMA.

Yang diderita oleh kulit sensitif kita.

Penyebab-penyebab iritas di atas menimbulkan radikal bebas (kerusakan sel yang berdampak negatif).

Radikal bebas kemudian menghasilkan stres oksidatif (stres yang terjadi Ketika radikal bebas melebihi jumlah antioksidan dalam kulit), yang mengganggu kemampuannya untuk beradaptasi dan melindungi diri.

Lalu, stres oksidatif inilah yang menghasilkan zat-zat berbahaya perusak pelindung alami kulit, yang menyebabkan gejala seperti kemerahan, iritasi, rasa perih dan gatal-gatal. Gejala-gejala kulit sensitif ini kemudian ikut memperparah stres oksidatif tadi, sehingga semua ini membentuk lingkaran penderitaan yang terus-menerus memperburuk iritasi kulit dan gejala-gejala kulit sensitif lainnya.

Membersihkan wajah kita adalah cara sederhana dan terbaik untuk mencegah menumpuknya pemicu reaksi kulit sensitif seperti riasan, polusi dan kotoran yang dihasilkan tubuh kita sendiri.

Keseimbangan dan fungsi pelindung kulit perlu didukung dengan rutinitas kebersihan yang dilakukan 2 kali:

  • Di pagi hari: untuk membersihkan kotoran yang dihasilkan tubuh, yang telah menumpuk pada wajah kita semalaman.
  • Di malam hari: untuk membersihkan semua kotoran yang menumpuk pada wajah kita sepanjang hari, mulai dari riasan, polusi, hingga kotoran yang diproduksi tubuh kita sendiri.

Jadi, membersihkan kulit adalah langkah perawatan pertama yang sangat penting. Itulah mengapa kita perlu memilih produk yang tak hanya membersihkan, tapi juga merawat dan mendukung pemulihan kulit yang sensitif, seperti micellar water.

Bioderma - woman face